Define Yourself

Who are you now or later, the choice is yours.

Senin, 24 Maret 2014

Keutamaan ILMU

Assalamu'alaikum...

Halo semuanya, apa kabar? Kabar baik? Alhamdulillah. Izinkan saya sekarang ini mengulas sedikit tentang ilmu, dan keutamaan mencari ilmu. (Jujur saja, sebelumnya ini adalah tugas yang diberikan guru saya. Hehe) Meskipun susunan kata-katanya agak nyleneh, saya harap kalian maklum. Dan... INGAT! Saya di sini bukan bermaksud menggurui, tapi hanya ingin berbagi. (Berbagi itu kan tidak berdosa, yang menjadikannya berdosa adalah objek yang dibagikan).

Oke, baiklah...
     Sebelumnya, adakah di antara kalian yang bertanya...
          "Apa itu ilmu?"
               "Kenapa ada yang namanya ilmu?"
     Atau mungkin...
          "Kenapa sih kita harus terus, wajib, dan senantiasa menuntut ilmu?"
     (Padahal ilmu itu kalaupun tidak dituntut juga tidak akan lari kemana-mana, kan? hehehe >w<)


-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-
Untuk menjawab pertanyaan yang pertama, yakni
"APA ITU ILMU?"
Kalau saya nyomot dari Wikipedia sih bunyinya begini :
      "Ilmu sains, atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia."

Hehe, mumet ya? Bahasanya susah dipahami? Hmm... iya sih. Tapi lihat, barusan saya nyomot lagi beberapa dari blog orang (asyrafmuda.blogspot.com)

ILMU itu...
- menurut bahasa :
          merupakan perkataan arab yaitu 'alima yang berarti mengetahui atau perbuatan yang bertujuan untuk mengetahui kebenaran dari sesuatu.
 - menurut istilah :
          memberi arti tentang segala pengetahuan atau kebenaran tentang sesuatu yang datang dari Allah SWT yang diturunkan kepada rasul-rasulNya dan alam ciptaannya termasuk manusia yang memiliki aspek Lahiriah dan Batin

Jadi dapat didefinisikan :
     *Pengetahuan atau kepandaian mengenai suatu bisang yang disusun secara bersistem menurut kaedah dan cara tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan sesuatu yang berkaitan dengan bidang ilmu tersebut.*

Sebagai tambahan informasi (ceileh) ilmu Barat dan ilmu ISLAM itu tidak jauh berbeda loh... meski bukan berarti sama.
ILMU BARAT VS ILMU ISLAM

ILMU BARAT
* Dalam pengertian barat modern, ilmu hanyalah merujuk kepada pengenalan atau persepsi yang jelas tentang fakta. Fakta pula merujuk kepada perkara-perkara yang dapat diketahui lewat panca indera zahir dan bersifat empiris. Dimana jika panca indera tidak mampu menangkap hal yang dimaksud, maka dianggap bukan fakta dan tidak termasuk ke dalam bidang ilmu. Jika mengikuti pandangan mereka yang secara auti matrik (saya sendiri sebenarnya agak kurang paham dengan istilah ini. -_-" maaf...), maka ajaran agama tidak termasuk ke dalam bidang ilmu, melainkan dianggap sebagai kepercayaan saja. (Jadi jangan heran kalau kebanyakan ilmuan Barat, mohon maaf, cenderung atheis.)

ILMU ISLAM
* Islam menggabungkan agama dan ilmu. Tiada pertentangan antara agama dan ilmu dalam agama, malahan agaman itu sendiri dianggap sebagai ilmu, dan ilmu dapat dituntut lewat agama. Istilah itu mencakupi banyak hal / perkara, antaranya : Al-Qur'an, Syariah, Sunnah Iman, dan lain-lain. Penekanan terhadap ilmu jelas terdapat dalam Al-Qur'an dan Sunnah. Selain itu, mendapat pengiktirafan Allah sebagai sumber tertinggi manusia, wahyu yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.


Wah... ini baru definisi loh. Panjang yah? Hehehe. Nggak apa-apa... hitung-hitung dapat ilmu. Lho, ini termasuk ilmu loh...! Jadi, kalau boleh saya simpulkan (Sebenarnya ini adalah definisi saya tentang ilmu. Boleh jadi mendekati benar, cukup bisa diterima, atau salah.)
    "Ilmu adalah suatu petunjuk berupa pengetahuan untuk kita (manusia) mengetahui atau menjadi diketahui tentang dan oleh suatu hal yang boleh jadi kita anggap asing, sehingga kita semakin tahu dan mengerti."
-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.- 
   
 -.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-
YUK, sekarang kita melancong ke pertanyaan kedua
"KENAPA ADA YANG NAMANYA ILMU?"
Hmm... hm...
Kalau kalian bertanya begitu, boleh jadi jawabannya akan kalian temukan jika kalian menjawab pertanyaan, berikut :
"Kenapa ada yang namanya manusia?"

Hayo, kenapa coba? Adakah yang mau menjawab? Apa, terlalu banyak jawaban? 
Yah... kalau begitu jawaban untuk pertanyaan "Kenapa ada yang namanya ilmu" adalah... BANYAK JAWABAN! (xixixi)
Nah, misalkan kalian menjawab...
  1. Manusia ada untuk menjadi Khalifah di Bumi.
    * maka ilmu pun ada untuk menunjukkan pada manusia bagaimana caranya menjadi seorang khalifah (yang baik, tentunya)
  2. Manusia ada untuk Menghuni Bumi.
    * maka ilmu pun ada untuk memenuhi bumi dengan membuat penghuninya menjadi penghuni yang berkualitas, pandai, dan bijaksana.
  3. Manusia ada karena memang Diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk yang sempurna, dan diberi akal pikiran.
    * maka ilmu pun ada karena Allah sudah berbaik hati pada manusia dengan sengaja memberi petunjuk berupa ilmu pengetahuan (yang tentu saja tentang hal-hal yang terpuji) supaya akal pikiran manusia tidak tersesat gara-gara nafsu.
Bahkan jawaban yang paling "REMPONG" sekalipun bisa jadi jawaban yang Anda ingin baca :
          "MANUSIA ADA KARENA TAKDIR!"
Maka : ilmu pun ada karena sudah menjadi ketetetapan Allah. Suka-suka Allah gitu mau ngasih ilmu ke manusia. Kalau manusianya sendiri nggak mau dikasih ya sudah. Tapi kalau merugi ya jangan salahkan siapa-siapa.

See...? Ilmu sangat erat kaitannya dengan manusia. Terutama dalam kehidupan dunia dan akhirat. NGGAK PERCAYA? Astaghfirullah hal'adzim...

INGAT! "Anda mungkin bisa menghapuskan kata ilmu dari kamus. Tapi mau butuh waktu seribu tahun pun, Anda tidak akan bisa menghapus kata ilmu dari kehidupan manusia."

Buktikan aja deh kalau nggak percaya... =____="

Allah berfirman :

شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ ۚ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ  

     "Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang berilmu (juga menyatakan demikian itu). Tak ada Tuhan selain Dia (yang berhak disembah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."  
(Q.S. Al-Imran : 18)


Nah, kan... dari situ kita dapat tahu bahwa Allah menjadikan orang berilmu itu bersaksi atas ketauhidanNya. Sehingga, sebenarnya mau tidak mau ilmu itu harus menjadi satu kesatuan dengan kehidupan manusia. Terutama kehidupan orang-orang mukmin.
     Kenapa Allah menjadikan orang-orang berilmu itu sebagai saksi, dan bukan sembarang orang saja biar lebih mudah?
--  itu mungkin karena orang berilmu itu adalah seseorang yang bisa membedakan mana yang Haq (benar) dan mana yang Bathil (salah). Kenapa demikian? Karena dia sudah "mengetahui", karena dengan ilmu yang diberikan Allah kepadanya itulah ia menjadi lebih tahu.

Bayangkan...

   Apa jadinya jika Allah menjadikan orang selain orang berilmu menjadi saksi?
  1. Semua orang akan menjadi saksi. Tidak terkecuali orang yang tidak berakal (gila) dan para pendusta. Gampangnya, apa yang kalian pikirkan ketika mendengar kesaksian dari orang yang tidak waras? Perkataannya pasti nggak nyambung, nggak jelas, tidak sinkron, dan bahkan sulit dimengerti. Jika kalian dinasehati orang gila (misal disuruh nyebur ke kali, atau apalah..), akankah kalian mengikuti nasehat itu?
  2. Seandainya para pendusta ikut bersaksi. Apa yang kalian pikirkan ketika mendengar seorang pembohong bersaksi? Hmm.. yah, kalau pembohongnya udah lama tobat sih, okelah... bisa dipertimbangkan. Kalau tidak? Kalau pembohong itu forever jadi pembohong gimana coba? Sebentar-sebentar mereka akan mengatakan iya, sebentar-sebentar tidak. Besok bilang tidak, setelahnya bilang mungkin, lalu seterusnya ngomong yang lain. Nah loh! Bisakah kata-kata itu dipertanggungjawabkan? Pertanyaan sederhana : Apakah kalian akan mempercayai seorang pendusta yang sudah jelas-jelas mereka kerap berdusta? Pikirkan sendiri.
Yah begitulah saudara saudariku... ish, Naudzubillahimindalik. Semoga kita senantiasa diberi petunjuk oleh Allah SWT.
     Makanya ilmu itu harus kita cari. Allah saja sudah ngasih kita banyak, kok kitanya nggak bersyukur, dan anehnya malah tambah nggak peduli... Aduh! Puyeng deh! Khalifah macam apa kita ini? Mari kita renungkan.
 -.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.- 

 -.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-
 Selanjutnya...
      Jeng! Jeng! Ini nih, topik terutama, terhangat, teruptodate sepanjang masa, ter...ter... yah, pokoknya yang pembahasannya nggak bakal tamat selama masih ada hayat (hidup).
"KENAPA ILMU HARUS TERUS, WAJIB, DAN SENANTIASA DITUNTUT?"
    Supaya kita tahu kah? Yap! Benar sekali. Masih panjang lagi kalau harus dijelaskan sedetail-detailnya. Nggak bakal rampung-rampung! Serius. Dan alangkah lebih baik kalau membahasnya sama orang-orang yang sudah expert alias ahli. Jangan saya...! Nanti Anda ilmunya hanya akan sebatas ilmu yang saya ketahui. Lha wong saya ini juga masih dalam taraf belajar kok. Pengetahuan saya masih terlalu dangkal, jadi saya pun juga harus menuntut ilmu yang banyak. Hehe...

Jadi, kalau ilmu itu memang penting dan harus selalu dicari, sejak kapan kita harus mencarinya?
... Sejak Sekolah Dasar?
   ... Sejak umur lima tahun?
      ... Sejak TK?
         ... Sejak Bayi?
YAK! Jawabannya adalah... pokoknya SEDINI MUNGKIN.

Pertanyaan lainnya...
Sampai kapan kita harus menuntut ilmu?
... Sampai lulus sekolah dasar / sekolah menengah pertama / sekolah menengah atas?
     ... Sampai kita kuliah semester akhir?
          ... Sampai menjadi sarjana?
               ... Sampai kita pensiun dari pekerjaan kita?
Benar! Jawabannya adalah... sampai kita DIPANGGIL ALLAH! dalam istilah lain berarti meninggal dunia.

Kalau kata Nabi sih...
     "Tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahat."

  Itu artinya : Kita dilarang keras untuk capek menuntut ilmu. RUGI 100%, tidak... bahkan 100000....% kalau sampai kita enggan menuntut ilmu.

Eh! apa itu artinya kita udah diwajibkan untuk menuntut ilmu sejak lahir?
 - Ho'oh! Bener banget! -

Jangan kira anak baru lahir itu tidak menuntut ilmu loh ya... Menuntut ilmu itu bukan berarti harus duduk di bangku sekolah. Tidak. Kalau anak bayi itu menuntut ilmu dari ibu bapaknya. Malah... tahu tidak bahwa hal itu tercantum pada sebuah syair dalam bahasa Arab :
"Al-ummu madrasatun-ula."
= Ibu adalah sekolah pertama.

Lewat ibu kita belajar mengatakan "ibu", "mama", "ayah", "papa", "maem", dan lain sebagainya. Beliau yang susah payah mengajari kita untuk duduk, berguling, merangkak, dan akhirnya bisa berjalan. Subhanallah... betapa besar jasa ibu.
Bahkan sebenarnya...
     Kita sudah menuntut ilmu sejak di dalam kandungan. Percaya? Tidak? Iya? Baik, saya asumsikan saja sebagai tidak. hehe.

      Saat di dalam kandungan, tubuh kita tentu mengalami perkembangan. Termasuk kemampuan otak kita. Di usia kehamilan tertentu, otak kita sudah dapat berfungsi meski belum optimal. Otak kita sudah bisa menangkap, dan mencerna informasi. Walau dengan kutipan : "informasi tersebut tidak serta merta kita cerna seluruhnya begitu saja." ibarat makan buah, kita masih dalam taraf "hanya mampu meminum sari buahnya saja". Itulah kenapa ibu hamil sangat dianjurkan untuk banyak makan-makanan bernutrisi tinggi, sering menjaga vitalitas tubuh dengan yoga atau senam ibu hamil, mendengarkan musik-musik yang lembut nan syahdu, atau bahkan membacakan dongeng untuk si kecil yang masih ada dalam kandungan. Ya... yang paling baik sih membaca Al-Qur'an / minimal sering mendengarkan qiro' / tartil / orang-orang yang mengaji, supaya ketika besar makin cinta sama Allah SWT :)

Oke, berhubung sekarang kita udah gede, udah nggak digendong kemana-mana... Kita harus sadar diri dan secara mandiri menuntut ilmu. (Kalau bisa nggak usah pakai acara diomelin ibu dulu baru mau belajar, dll.) Menuntut ilmu itu banyak ragamnya juga loh...
Contohnya : 
  • menuntut ilmu dengan pergi ke sekolah
  • pergi les privat ke guru atau bimbingan belajar yang saya pikir sudah banyak tersebar
  • membaca buku, atau mungkin browsing artikel di internet (berhubung sekarang eranya globalisasi, tekhnologi maju, dimana semuanya sudah serba canggih. hehe.)
Ada banyak hadist yang menerangkan betapa Allah mencintai orang-orang yang gemar menuntut ilmu karena lillahi ta'ala. Allah sudah menjanjikan banyak hal, dan secara singkat saya tulis sebagai berikut ini :
  • Di tempatkan di surga, dimana akan dimudahkan ketika masuk dengan melewati pintu khusus yang sudah dipersiapkan Allah. (ibarat tamu kehormatan, gitu... ^v^)
  • Ditinggikan derajatnya baik di dunia maupun di akhirat
  • Dimudahkan mencari rezeki yang halal
  • Jika meninggal dalam keadaan sedang menuntut ilmu, maka meninggalnya digolongkan ke dalam mati syahid.
  • Bahkan malaikat akan mengembangkan sayapnya, serta ikan-ikan di laut akan mendo'akannya.
Coba lihat dan amati... Kurang apa coba? Allah dengan gamblangnya menunjukkan pada kita banyak kebaikan hanya dengan menuntut ilmu. Belum lagi kalau kita berbuat kebaikan sekaligus mengamalkan ilmu yang kita peroleh dengan ikhlas, dan niat untuk Allah ta'ala. Wuiiih~ Inshaallah dijamin surga. Amin... ^w^

Saking cintanya Allah tadi, Allah bahkan membedakan antara orang yang berilmu dan orang yang tidak berilmu. Dapat di lihat dalam firmanNya :

أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ ۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ 

     "(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran."
(Q.S. Az-Zumar : 9)


Allah bahkan mencela orang-orang yang tidak berilmu.
Allah berfirman :

وَلَوْ أَنَّنَا نَزَّلْنَا إِلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةَ وَكَلَّمَهُمُ الْمَوْتَىٰ وَحَشَرْنَا عَلَيْهِمْ كُلَّ شَيْءٍ قُبُلًا مَا كَانُوا لِيُؤْمِنُوا إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ يَجْهَلُونَ

     "Kalau sekiranya Kami turunkan malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan Kami kumpulkan (pula) segala sesuatu ke hadapan mereka, niscaya mereka tidak (juga) akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui."

(Q.S. Al-An'am : 111)

 -.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-

Jadi, sementara itu dulu yang bisa saya ulaskan.
... INGAT! Ilmu itu sangat utama untuk dicari. (Duh, maaf kalau kosakatanya mulai amburadul) Oke, intinya ilmu itu sangat penting dan wajib hukumnya untuk dituntut, selama kita masih bernyawa... selama nyawa masih dikandung badan.

Itulah... sudah, sudah, nanti kepanjangan. Kalau ada lagi ya... saya sambung di episode depan yah? (emang sinetron?). Terimakasih banyak ya sudah mau membaca postingan yang jujur saja amburadul ini.

Jazakumullahu Khairan, dan semoga kita selaku umat Muslim selalu dibimbing menuju jalan yang benar. Amin ya robbal 'alamin.

Akhirul kata, billahi taufik walhidayah, wa ridho wa inayah...
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatu... (hayo, yang nggak jawab dosa!)

 

0 komentar:

Posting Komentar